“Pendidikan Seumur Hidup” atau “Life-Long Education” bukan “(long life education”) adalah
makna yang seharusnya benar-benar terkonsepsikan secara jelas serta
komprehensif dan dibuktikan dalam pengertian, dalam sikap, perilaku dan dalam
penerapan terutama bagi para pendidik di negeri kita.
Pendidikan seumur hidup atau belajar seumur hidup bukan berarti kita
harus terus sekolah sepanjang hidup kita. Sekolah banyak
diartikan oleh masyarakat sebagai tugas belajar yang terperangkap dalam sebuah
“ruang” yang bernama kelas, bukan itu yang dimaksud. Paradigma belajar seperti
ini harus segera kita rubah. Pengertian belajar bukan hanya berada dalam
ruangan tapi belajar disemua tempat, semua situasi dan semua hal.
Pendidikan seumur hidup bersifat holistik,
sedangkan pengajaran bersifat spesialistik, terutama
pengajaran yang terpilih dan terinferensikan dalam berbagai bentuk kelembagaan
belajar.
Holistik
memiliki arti lebih mengarah kepada pengutuhan atau penyempurnaan. Manusia
selalu berusaha uintuk mencapai titik kesempurnaan dalam segala hal, namun seberapa
besar usahapun kita tidak akan sampai pada kesempurnaan itu. Karena
kesempurnaan hanya milik Sang Pencipta Alam.
Belajar berarti memfungsikan hidup, orang yang tidak belajar berarti
telah kehilangan hidupnya, paling tidak telah kehilangan hidupnya sebagai
manusia. Karena hidup manusia itu bukan hanya individu dalam dirinya saja tapi
juga interaksi dengan sesamanya, dengan antar generasi dan kehidupan secara
universal.
Dalam
Pendidikan atau Belajar terdapat interaksi antara tantangan (challenge) dari alam luar diri manusia dan balasan (response) dari daya dalam diri manusia. Dalam belajar
juga terjadi interaksi komunikasi antara manusia dan berlangsungnya
kesinambungan antar generasi serta belajar melestarikan hidup, mengamankan
hidup dan menghindari pengrusakan hidup. Belajar berarti menghargai hidup kita.
Dalam agama sering kita dengar kalimat ” Belajarlah (tuntutlah ilmu) dari
ayunan sampai liang lahat”.
Belajar
merupakan tugas semua manusia, tua-muda, besar-kecil, kaya-miskin semua
mempunyai tugas tersebut. Kita
belajar mengetahui apapun yang ada di dunia ini untuk kemajuan individu atau
universal. Belajar memberi, belajar menerima, belajar bersabar, belajar
menghargai, belajar menghormati dan belajar semua hal.
Ø Asas Pendidikan Seumur Hidup
Asas pendidikan seumur hidup merumuskan
bahwa proses pendidikan merupakan suatu proses kontinu yang bermula sejak
seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia.
Dasar-Dasar Pendidikan Seumur Hidup: 1. Menurut GBHN 1978 dinyatakan bahwa
pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah
tangga, sekolah, dan masyarakat sehingga pendidikan seumur hidup merupakan
tanggung jawab keluarga, masyarakat dan
pemerintah..
2. Secara yuridis formal konsepsi pendidikan seumur hidup dituangkan dalam Tap MPR No. IV/MPR/1973 jo Tap MPR No. IV/MPR/1978 tentang GBHN, dengan prinsip-Prinsip pembangunan nasional :
2. Secara yuridis formal konsepsi pendidikan seumur hidup dituangkan dalam Tap MPR No. IV/MPR/1973 jo Tap MPR No. IV/MPR/1978 tentang GBHN, dengan prinsip-Prinsip pembangunan nasional :
a. Pembangunan
nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat
Indonesia (arah pembangunan jangka panjang).
b. Pendidikan
berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam keluarga, sekolah dan
masyarakat.
c. Konsepsi manusia
Indonesia seutuhnya merupakan konsepsi dasar tujuan pendidikan nasional (UU
Nomor 2 tahun 1989 Pasal 4) yakni pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu luhur,
memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian
yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan.
Ø Pendidikan Seumur Hidup Dalam Berbagai Perspektif
Dasar-dasar pemikiran life long
education:
1. Tinjauan ideologis
Setiap manusia hidup mempunyai hak asasi yang sama dalam hal pengembangan diri, untuk mendapatkan pendidikan seumur hidup untuk peningkatan pengetahuan dan ketrampilan hidup.
2. Tinjauan ekonomis
Pendidikan seumur hidup dalam tinjauan ekonomi memungkinkan seseorang untuk :
a. Meningkatkan produktivitasnya
b. Memelihara dan mengembangkan sumber-sumber yang dimilikinya
c. Memungkinkan hidup dalam lingkunganyang sehat dan menyenangkan
3. Tinjauan sosiologis
Pendidikan seumur hidup yang dilakukan oleh orangtua merupakan solusi untuk memecahkan masalah pendidikan. Dengan orang tua bersekolah maka anak-anak mereka juga bersekolah.
4. Tinjauan Filosofis
Pendidikan seumur hidup secara filosofi akan memberikan dasar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
5. Tinjauan Teknologis
Semakin maju jaman semakin berkembang pula ilmu pengetahuan dan teknologinya. Dengan teknologi maka pendidikan seumur hidup akan semakin mudah. Begitu pula sebaliknya.
6 . Tinjauan Psikologis dan Paedagogis
Pendidikan pada dasarnya dipandang sebagai pelayanan untuk membantu pengembangan personal sepanjang hidup yang disebut development. Konseptualisasi pendidikan seumur hidup merupakan alat untuk mengembangkan individu-individu yang akan belajar seumur hidup agar lebih bernilai bagi masyarakat.
Setiap manusia hidup mempunyai hak asasi yang sama dalam hal pengembangan diri, untuk mendapatkan pendidikan seumur hidup untuk peningkatan pengetahuan dan ketrampilan hidup.
2. Tinjauan ekonomis
Pendidikan seumur hidup dalam tinjauan ekonomi memungkinkan seseorang untuk :
a. Meningkatkan produktivitasnya
b. Memelihara dan mengembangkan sumber-sumber yang dimilikinya
c. Memungkinkan hidup dalam lingkunganyang sehat dan menyenangkan
3. Tinjauan sosiologis
Pendidikan seumur hidup yang dilakukan oleh orangtua merupakan solusi untuk memecahkan masalah pendidikan. Dengan orang tua bersekolah maka anak-anak mereka juga bersekolah.
4. Tinjauan Filosofis
Pendidikan seumur hidup secara filosofi akan memberikan dasar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
5. Tinjauan Teknologis
Semakin maju jaman semakin berkembang pula ilmu pengetahuan dan teknologinya. Dengan teknologi maka pendidikan seumur hidup akan semakin mudah. Begitu pula sebaliknya.
6 . Tinjauan Psikologis dan Paedagogis
Pendidikan pada dasarnya dipandang sebagai pelayanan untuk membantu pengembangan personal sepanjang hidup yang disebut development. Konseptualisasi pendidikan seumur hidup merupakan alat untuk mengembangkan individu-individu yang akan belajar seumur hidup agar lebih bernilai bagi masyarakat.
Mengapa PSH
diperlukan??????
Alasan keadilan
Terselenggaranya PSH secara meluas di kalangan
masyarakat dapat menciptakan iklim lingkungan yang memungkingkan terwujudnya
keadilan sosial. Masyarakat luas dengan berbagai stratanya merasakan adanya
persamaan kesempatan memperoleh pendidikan. Selanjutnya berarti pula paersamaan
sosial,ekonomi dan politik. Hinsen menunjukkan konteks yang lebih luas yaitu
dengan terselenggaranya PSH yang lebih baik akan membuka peluang bagi
perkembangan nasional untuk mencapai tingkat persamaan internasional
(cropley:33). Dalam hubungan ini Bowle mengemukakan statemen bahwa PSH pada prinsipnya dapat mengeliminasi peranan
sekolah sebagai alat untuk melestarikan ketidakadilan sosial (cropley:33).
Alasan ekonomi
Persoalan PSH dikaitkan dengan biaya penyelenggaraan
pendidikan,produktivitas kerja, dan peningkatan GNP. Di negara sedang berkembang
biaya untuk perluasan pendidikan dan meningkatkan kualitas pendidikan
pendidikan hampir-hampir tak tertanggulangi. Di satu sisi tantangan untuk
mengejar keterlambatan pembangunan dirasakan, sedangkan di sisi lain
keterbatasan biaya dirasakan menjadi penghambat. Tidak terkecuali di negara
yang sudah maju teknologinya yaitu dengan munculnya kebutuhan untuk memacu
kualitas pendidikan dan jenis-jenis pendidikan.
Alasan perkembangan IPTEK
Bahwa sudah dijelaskan bahwa betapa luasnya pengaruh
perkembangan Iptek dalam semua sektor pembangunan. Meskipun diakui bahwa
pengaruh tersebut di dalam dunia pendidikan belum sejauh yang terjadi pada
dunia pertanian, industri,transportasi dan komunikasi, namun intervensinya di
dalam dunia pendidikan telah menggejala dalam banyak hal.
Alasan sifat pekerjaan
Kenyataan menunjukkan bahwa perkembangan Iptek di satu
sisi dalam skala besar menyita pekerjaan angan diganti dengan mesin,tetapi tak
dapat dipungkiri di sisi lain juga memberikan andil kepada munculnya pekerjaan
– pekerjaan baru yang menyerap tenaga kerja dan munculnya cara-cara baru untuk
memproses pekerjaan. Akibatnya pekerjaan menuntut persyaratan kerja yang selalu
saja berubah. Untuk dapat tetap menangani pekerjaan yang menuntut persyaratan –
persyaratan baru seseorang harus berkemauan untuk selalu meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan secara terus menerus.